Kamis, 17 November 2011

Tugas Softskill Bahasa Indonesia - Puisi :
 
Melodi Kehidupan

Sendiri ku mencari melewati gelap,
mencari jejak cinta yang Kau sisakan,
Melodi hidup, hentikan cinta hilang.

kita bertemu, kita tertawa,
dan kemudian kita mengucapkan selamat tinggal.
Dalam kenangan tersayang.

Sebuah suara dari masa lalu,
bergabung dan bergelora.
Menambahkan lapisan harmoni memori.

Melodi kehidupan,
Untuk langit di dunia
selamanya dan seterusnya.

Jika aku harus meninggalkan perasaan ini
kesepian di belakang dan hilang,
Suara mu masih akan mengingatkan melodi kita.
Sekarang dan selamanya Melodi kehidupan.

Daftar Pustaka dan Kutipan

A. KUTIPAN
1) Pengertian Kutipan

Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2) Prinsip-prinsip dalam mengutip

Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.

b.dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

3) Jenis-jenis Kutipan

Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.

a.Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.

b. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

d. Kutipan pada catatan kaki

e. Kutipan atas ucapan lisan

f. Kutipan dalam kutipan

g. Kutipan langsung pada materi

4) Teknik Mengutip

Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.

1. Kutipan langsung

a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :

*  kutipan diintegrasikan dengan teks

* jarak antar baris kutipan dua spasi

* kutipan diapit dengan tanda kutip

* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :

* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi

* jarak antar kutipan satu spasi

* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.

* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.

* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tidak langsung

* kutipan diintegrasikan dengan teks

*  jarak antar baris kutipan spasi rangkap

*  kutipan tidak diapit tanda kutip

*  sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki

Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan

Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

B. DAFTAR PUSTAKA
1) Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

2) Unsur-unsur Daftar Pustaka

Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:

    * Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.

    * Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A  ………………>  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno

    * Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ………………..>  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan

    * Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam  ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti

    * Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.

    * Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu   ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh  ………….>  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle

    * Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>  ditulis sebagai:  Montana, Lorenzo d’

3) Jenis-jenis Daftar Pustaka

#Kelompok Textbook
a. Penulis perorangan
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
d. Buku terjemahan

# Kelompok Jurnal
a. Artikel yang disusun oleh penulis
b. Artikel yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium

# Kelompok disertasi / tesis

# Kelompok makalah / informasi dari Internet

4) Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

    * Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
    * Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
      -Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
      -Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
      -Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
      -Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
      -Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
    * Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
      - Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
      • Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses.  – Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
      Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring

Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.

Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.

Minggu, 23 Oktober 2011

Dampak Perdagangan Bebas di Asia terhadap lulusan Sarjana Ilmu komputer dan TI

Perdagangan Bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.

Menurut saya, dampak Perdagangan bebas yang berpengaruh terhadap lulusan sarjana IT tergantung dari aspek lulusan itu sendiri, dengan syarat lulusan tersebut adalah sarjana IT yang memiliki skill global, kompeten dan memiliki nilai nilai softskill, maka dampak Perdagangan bebas untuk sarjana IT tersebut adalah baik dan menguntungkan, alasan ini akan saya jelaskan ke dalam bentuk contoh.

Dengan adanya Perdagangan Bebas maka akan adanya investasi dan tumbuhnya perusahaan asing di negeri, dengan begitu tentunya perusahaan asing yang notabene selalu mengutamakan Informasi dan Teknologi akan sangat memerlukan sarjana IT yang bisa bergabung dengan perusahaannya, sehingga disini tentunya akan menguntungkan lulusan sarjana IT karena standar gaji dari perusahaan asing kebanyakan ada di atas rata - rata dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh perusahaan dalam negeri atau swasta di Indonesia. 

Sabtu, 22 Oktober 2011

Ragam Bahasa

Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu:
(1) ragam bahasa lisan,
(2) ragam bahasa tulis.

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.


Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.


•    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media terdiri dari ragam lisan dan ragam tulis.


Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.  Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.


Ciri-ciri ragam lisan :

1.    Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.    Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3.    Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
4. Berlangsung cepat;
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’


Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.


Ciri-ciri ragam tulis :

1.    Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.    Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.    Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :

1.      Tata Bahasa

(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)

a.       Ragam bahasa lisan :
-         Nia sedang baca surat kabar
-         Ari mau nulis surat
-         Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
-         Mereka tinggal di Menteng.
-         Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
-         Saya akan tanyakan soal itu

b.      Ragam bahasa Tulis :
-         Nia sedangmembaca surat kabar
-         Ari mau menulis surat
-         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
-         Mereka bertempat tinggal di Menteng
-         Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
-         Akan saya tanyakan soal itu.

2.      Kosa kata

Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :

a.       Ragam Lisan
-         Ariani bilang kalau kita harus belajar
-         Kita harus bikin karya tulis
-         Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b.      Ragam Tulis
-         Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
-         Kita harus membuat karya tulis.
-         Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standar dan nonstandar.

a.       ragam standar,
b.       ragam nonstandar,
c.        ragam semi standar.

Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :

a.       topik yang sedang dibahas,
b.      hubungan antarpembicara,
c.       medium yang digunakan,
d.      lingkungan, atau
e.       situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :

•     penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
•     penggunaan kata tertentu,
•     penggunaan imbuhan,
•     penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
•     penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.

Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.


•    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.

Contoh ragam dialek adalah ‘Gue udah baca itu buku.’
Contoh ragam terpelajar adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh ragam resmi adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh ragam tak resmi adalah ‘Saya sudah baca buku itu.’   


•    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

Ciri-ciri ragam ilmiah :

1.    Bahasa Indonesia ragam baku;
2.    Penggunaan kalimat efektif;
3.    Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4.    Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5.    Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
6.    Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antarlinear.

Jumat, 30 September 2011

Diksi / Pilihan Kata

Pengertian Diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.

Teknik -Teknik Diksi

1. JELAS
    Kata yang dipilih harus jelas bagi pembaca.  Kejelasan akan memastikan ketepatan imajinasai pada pembaca dengan  penulis. Bila tidak jelas, pembaca akan membayangkan suatu yang lain  yang berbeda dengan yang dimaksud oleh penulis. Untuk mencapai kejelasan  tersebut, pedoman berikut ini dapat dipergunakan.
 
    Kata yang konkrit lebih jelas dibandingkan  dengan yang abstrak. Jika kita menemukan dua kata, yang satu mempunyai  makna yang konkrit dan dan satu lagi abstrak, maka gunakanlah yang  konkrit. Kata yang konkrit menghasilkan imajinasi yang lebih tepat  daripada yang abstrak. Kalau tidak ditemukan padanan kata yang konkrit,  kita dapat menambahkan suatu deskripsi panjang lebar atas kata yang  abstrak tadi sehingga lebih konkrit maknanya.

    Ada kata yang dipakai luas dan umum dan ada  kata yang dipakai dalam kelompok-kelompok khusus tertentu. Hindari  kata-kata yang hanya dikenali di kelompok khusus untuk pembaca umum.  Kata-kata yang
digunakan di dunia akademis, mungkin tidak dikenali oleh  pelanggan majalah wanita. Kata khusus tepat dipakai jika tulisan kita  memang ditujukan pembaca khusus. Contohnya kata percobaan lebih  bersifat umum daripada eksperimen. Tapi, di kelompok tertentu,  kata eksperimen lebih tepat dari percobaan.

2. SESUAI


    Jika kita melihat konteks kata secara  situasi dan kondisi pembaca, ada kata yang sesuai dan yang tidak sesuai  walaupun makna leksikal kata itu tepat. Kata aku dan saya sama  makna leksikalnya. Tapi, kata aku kurang sesuai untuk tulisan  yang bersifat formal. Kata buang air kecil lebih sesuai untuk  situasi tertentu dibandingkan dengan kata kencing.  Jika Anda mengatakan sekelompok orang dengan kata bodoh dan terbelakang mereka  mungkin akan marah. Tapi bila Anda tulis kurang memahami dan belum  berkemajuan, mereka akan senyum-senyum saja.
    
    Ada beberapa tips untuk mendapatkan kata  yang sesuai dalam teknik diksi. Pertama, kenali benar target pembaca  anda. Apakah mereka masyakat umum ataukah mereka kelompok tertentu,  seperti kelompok
ilmuwan, wartawan, pebisnis dll. Setiap kelompok  memiliki kecendrungan penggunaan kata-kata tertentu dan ketabuan kepada  kata-kata tertentu. Lebih parah lagi, satu kata yang sama dapat memiliki  makna yang berdeda di kelompok yang berbeda.

    Kedua, kenali benar jenis dan tulisan anda.  Jika tulisan anda merupakan tulisan serius, ilmiah dan bersifat  akademis, tentu anda tidak akan menggunakan kata-kata slang atau istilah percakapan lainnya. Sebaliknya bila tulisan anda bersifat  populer dan menghibur, anda sebaiknya tidak menggunakan jargon-jargon  ilmiah. Bila tulisan anda bertujuan untuk mengintimidasi emosi pembaca,  kata-kata yang lebih sesuai tentulah kata-kata yang penuh emosional dan  mempunyai efek indria.

3. MENARIK

    Kata yang menarik adalah kata yang  memberikan efek psikologis pada pembaca. Salah satu kata yang menarik  adalah kata-kata yang singkat. Kalau ada dua kata yang memiliki makna  yang sama, pembaca lebih senang dengan yang lebih singkat. Yang termasuk  kata yang menarik adalah kata yang menunjukkan tindakan. Kata-kata  jenis ini memberi tenaga. Pembaca lebih senang dengan dia melukai  tangan dari pada dia membuat luka di tangan.
    
    Kata yang  menarik adalah kata yang berona, berirama, atau kata-kata yang membuat  seseorang menggerakkan aktif indranya.Orang akan lebih tertarik membaca tulisan yang mengandung  kata-kata
yang menyentuh langsung pengalaman dan pengetahuannya  dibandingkan dengan kata-kata yang tidak pernah dialaminya walaupun ia  tahu makna kata itu.

    Orang juga  menyukai kata-kata yang penuh perumpamaan, metafora, dan personafikasi.  Tulisan yang enak dibaca biasanya mengandung banyak unsur-unsur  tersebut. Untuk tulisan yang non fiksi sekalipun akan enak dibaca bila  dibumbui kata-kata yang penuh dengan perumpamaan, metafora, dan  personafikasi asalkan tidak berlebih-lebihan. Jadi, kalau kata yang jelas akan mantap  memasuki nalar pembaca, maka kata-kata yang sesuai akan memenuhi  cita-rasa pembaca sedangkan kata yang menarik akan memasuki ruang  seleranya.

referensi :
http://id.wikipedia.org
http://menuliskreatif.com/

Tentang Diri


Nama saya Icut, nama lengkap Cut Aisyah, untuk nama panggilan, biasanya dipanggil Cut atau Icut. Lahir di Kota Aceh, tanggal lahir 14 September 1990. Tempat tinggal sekarang di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.  Tinggi badan saya 155 cm, dengan berat 45 kg. Golongan darah A.  Hobi saya adalah membaca, terutama novel novel dan buku buku dokumenter. Bidang ketertarikan saya ada di bidang teknologi komputer.

Saat ini saya adalah mahasiswi semester 5 di Universitas Gunadarma angkatan 2009. Jurusan yang saya ambil adalah Sistem Informasi fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi.

Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini saya masih tinggal bersama keluarga saya. Ayah saya, pekerjaan sebagai wiraswasta dan Ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Saya mempunyai 2 saudara laki – laki.

Jumat, 27 Mei 2011

Uang dan Lembaga Keuangan

Uang dan Lembaga Keuangan

I. Pengertian Uang.

Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud dengan uang adalah semua alat tukar yang dapat diterima secara umum untuk bertransaksi. Uang yang diterima secara luas karena ddinyatakan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah disebut uang Fiat.

II. Fungsi uang
a. Fungsi Asli Uang:
    1.Uang sebagai alat tukar.
    2.Uang sebagai satuan hitung.

b.Fungsi Turunan Uang
   1.Uang sebagai penyimpan nilai atau kekayaan
   2.Uang sebagai alat pembayar utang
   3.Uang sebagai penunjuk harga
   4.Uang sebagai pemindah kekayaan
   5.Uang sebagai pencipta kesempatan kerja.

III. Jenis-jenis Uang:
a. Menurut keberlakuannya.

1. Uang Kartal
   adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh pemerintah yang berupa  uang logam dan uang kertas.

2. Uang Giral
   adalah adalah uang yang beredar dimasyarakat berbentuk rekening giro, cek ataupun deposito yang dikeluarkan oleh bank umum.

b. Uang Menurut Nilai Yang Terkandung Didalamnya.
1. Token Money adalah nilai uang yang nilai nominalnya lebih tinggi daripada nilai bahan pembuatnya.
2. Full Bodied Money adalah uang yang nilai bahan dan nilai nominalnya sama.

c. Uang Menurut Bahan Pembuatnya.
    1. Uang Kertas.
    2. Uang Logam.

d. Uang Menurut Lembaga Yang Menerbitkan.
    1. Bank Sentral.
    2. Bank Umum.

IV. Faktor Yang Mempengaruhi Orang Ingin Memegang Uang Tunai.
     a. Motif Transaksi
     b. Motif Berjaga-jaga
     c. Motif Spekulasi.

V. Teori Nilai Uang.
     Faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai uang adalah:
     a. Jumlah uang yang beredar atau penawaran uang.
     b. Kecepatan peredaran uang.
     c. Jumlah barang yang diperdagangkan.

VI. Lembaga Keuangan

a. PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN
     Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan asset non financial atau asset riil. Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan: berbagai jenis tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan system pembayaran dan mekanisme transfer dana.

b. KLASIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN
Berdasarkan kemampuan menghimpun dana dari masyarakat secara langsung:

- Lembaga keuangan depositori: LK yg menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, deposito berjangka) bank-bank.

- Lembaga keuangan non depositori (LKBB) yaitu LK yg kegiatannya bersifat:

- LK kontraktual: menarik dana dari masyarakat dangan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap ketidakpastian (polis asuransi, program pension).

- LK investasi: melakukan investasi di pasar uang dan pasar modal (perusahaan efek, reksa dana)

- LKBB lainnya: perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.

Cara Membuka Peluang Ekspor


Cara Membuka Peluang Ekspor

Salah satu usaha yang terbukti mampu bertahan pada saat krisis ekonomi adalah sektor usaha kecil dan menengah. Sektor prioritas seperti kerajinan, sandang, peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan, serta makanan dan minuman, perlu dikembangkan dengan pertimbangan tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor. Potensi sumber daya alam dan tenaga kerja sangat memungkinkan penggarapan sektor ini.

Ada beberapa saran yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai mencoba pasaran ekspor ke luar negeri :

1.Jangan pernah melakukan trip ke luar negeri untuk mengikuti promosi perdagangan atau pameran dagang sebelum kita benar-benar tahu kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini perlu diperhatikan terutama untuk produk-produk seperti fashion, tas, tekstil, garmen, sepatu, dan kerajinan tangan.

2.Perlu disiapkan terlebih dahulu katalog serta daftar harga, serta perkiraan jangka waktu pengiriman dan minimum order yang sanggup dikerjakan.

3.Cari sebanyak-banyaknya daftar importir yang berkaitan dengan produk kita, bisa melalui internet, CD, atau buku katalog yang memuat data importir terkini di Indotrade Guide atau bisa diperoleh di BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional).

4.Dari informasi yang sudah diperoleh, kita harus mengetahui calon pembeli kita.

Pasar luar negeri sangat terbuka dalam menyerap hasil-hasil produksi dalam negeri, terutama untuk usaha kecil. Dengan perluasan pasar akan mendongkrak kapasitas produksi yang jika digarap dengan benar sangat besar peluangnya untuk mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, masuknya produk-produk tertentu dari luar negeri (impor) dengan harga jauh di bawah harga produk-produk dalam negeri merupakan peluang bagi pengusaha untuk mendatangkannya ke Indonesia, baik berupa produk sebagai bahan baku untuk diolah kembali maupun barang jadi untuk langsung dipasarkan. (Sumber : Buku Pintar Ekspor Impor).

Kamis, 26 Mei 2011

Organisasi Pertama : Budi Utomo

        Budi Utomo berdiri pada tahun 1908 yang pada awal mula berdirinya merupakan organisasi pelajar yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada perkembangannya berubah menjadi organisasi perkumpulan pemuda nasional.

        Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Wahidin Soediro Husodo disaat beliau sedang berkeliling ke setiap sekolah untuk menyebarkan beasiswa, salah satunya STOVIA. Sejak saat itu, mahasiswa STOVIA mulai terbuka pikirannya dan mereka mulai mengadakan pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan STOVIA oleh beberapa mahasiswa, antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Mereka memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain (Belanda), serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu. Para pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatan. Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri, misalnya dengan menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda.

        Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk mewadahi mereka, seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk golongan mereka seperti Tionh Hwa Hwee Kwan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk orang Indo-Belanda. Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan memperbaiki nasib rakyat kecil kaum Pribumi, bahkan sebaliknya, merekalah yang selama ini menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan rakyat kecil.

        Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong rakyatnya sendiri. Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang akan mempersatukan semua orang Jawa, Sunda, dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya. Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan, kekayaan, atau pendidikannya.

        Pada awalnya, para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura, yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsa Jawa. Mereka mengakui bahwa mereka belum mengetahui nasib, aspirasi, dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa, terutama Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie), tetapi sejarah penjajahan dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam, begitu pula kebudayaannya. Dengan demikian, sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena, menurut anggapan para pemuda itu, penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama.

Selasa, 17 Mei 2011

Pendapatan Nasional

PENDAPATAN NASIONAL




1. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

2. JENIS -JENIS PENDAPATAN NASIONAL

Menurut Karl (2002), Istilah pendapatan nasional merupakan pengertian yang agak kompleks. Dalam istilah pendapatan asional itu terkandung beberapa jenis pendapatan, yaitu :

1. Gross Domestic Product (GDP)

adalah nilai pasar total semua barang dan jasa akhir yang diproduksi periode tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam suatu Negara.

2. Gross National Product (GNP)
adalah Nilai pasar total semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam periode tertentu oleh factor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga Negara suatu Negara, lepas dimana keluaran itu diproduksi. Adapun barang yang dihasilkan itu dapat dibagi menjadi barang konsumsi dan barang modal atau investasi.

3. Net National Product (NNP)
Produk nasional kotor minus depresiasi produk total Negara minus apa yang dituntut untuk mempertahankan nilai stok modalnya. Jelasnya, NNP sama dengan barang konsumsi yang dihasilkan plus barang-barang modal baru, yang merupakan tambahan pada jumlah peralatan modal yang sudah ada (investasi bersih).

4. National Income (National National Income-NNI)
adalah jumlah seluruh penerimaan para anggota masyarakat sebagai balas jasa, karena itu turut serta dalam proses produksi masyarakat. Penerimaan-penerimaan ini adalah upah, sewa tanah (rent), bunga untuk modal (interest), dan sebagainya.

5. Personal (individual) income
adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh mereka, yang ikut serta dalam proses produksi masyarakat. Tetapi personal income tidak sama dengan net national income.

6. Disposable Income
adalah jenis pendapatan yang siap untuk segera dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya disposable income = Personal income minus pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak pendapatan, pajak kekayaan dan sebagainya.

3. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

 Ada 3 metode dalam penghitungan pendapatan nasional

l. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Penerimaan
3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan produksi (PDB/PGNP) merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu munculnya double counting atau penghitungan ganda.

Penghitungan ganda yang dimaksud yaitu nilai produk sebelumnya akan ditambahkan pada produk-produk turunan berikutnya dan digunakan sebagai nilai akhir produk tersebut. Akibatnya nilai produk akhir menjadi lebih tinggi.

Salah satu usaha untuk mengurangi dampak dari double counting yaitu dengan menggunakan pendekatan value added atau nilai tambah. Dalam pendekatan ini nilai produk akan dilihat nilai tambahnya pada produk turunan berikutnya sehingga yang nampak pada nilai barang akhir yaitu jumlah keseleruhan nilai barang akan sama dengan nilai akhir produk turunan terakhir.

Pendekatan produksi bisa dicari dengan Yield = (P1 x Q1)+(P2 x Q2)+...(Pn x Qn)

Pendekatan Pengeluaran (PNB/GNP)merupakan penghitungan pendapatan dengan melihat pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi yaitu rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan dan Pemerintah. Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=C+I+G (X-M)
Ket:
Y=Yield<
C=Consumption
I=investment
G=Government Expenditure
X=Expor
M=Import

Pendekatan pendapatan (PN/NI)merupakan pendekatan yang mengarah pada penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi. pendekatan ini dapat dirumuskan:
Y=r+w+i+p
ketrangan:
Y=Yield
r=rent
w=wage
i=interest
p=profit

Kamis, 07 April 2011

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen

Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Pendekatan perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.

1.    Pendekatan Interpretif.

Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

2.    Pendekatan Tradisional
Didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

3.    Pendekatan sains marketing

didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Pendekatan Perilaku Konsumen
Dalam mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang ada dua pendekatan, yaitu:
A. Pendekatan Kardinal
B. Pendekatan Ordinal

A.    Pendekatan Kardinal

-Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan misalnya mata uang.
-Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
-Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility).
-Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

B.    Pendekatan Ordinal


-Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
-Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
-Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Konsep Elastisitas
Elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.
Ada 3 (tiga) macam elastisitas, yaitu :
A.    Elastisitas Harga (Price Elasticity)
Membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri.

B.    Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang lain (barang Y).

C.    Elastisitas Pendapatan/Income
membahas perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan income/pendapatan.

Referensi:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://www.wahideat.co.cc/
http://www.cukuhnau.co.cc

Jumat, 04 Maret 2011

Makalah Tentang Ilmu Ekonomi (Tugas Teori Organisasi Umum 2)

Bab 1 : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
            Ekonomi merupakan suatu yang sangat penting dalam berbagai aspek lingkungan baik negara, lingkungan, budaya, perdagangan, hubungan, dunia dan lainnya, maka penting sekali bagi kita semua untuk mempelajari suatu pengetahuan ekonomi, yang disebut sebagai ilmu ekonomi yang mencakup berbagai aspek dalam penerapan dan juga teori teori khusus di bidang ekonomi. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memperdalam ilmu ekonomi dalam  berbagai aspek dasari lmu ekonomi, karena pentingnya kebutuhan akan pengetahuan untuk bidang ini.

1.2 Pokok Masalah
             Adapun yang akan dibahas dalam makalah Ilmu Ekonomi ini adalah tentang segala aspek yang mendasar dalam Ilmu Ekonomi secara teoritis oleh penulis, mencakup definisi dan pengertian ilmu ekonomi, macam macam bidang dari ilmu ekonomi, jenis dari ilmu ekonomi , teori ekonomi dan juga perkembangan ilmu ekonomi.


2. Isi Bahasan

2.1 Definisi dan Pengertian
           
             Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut.
1.                       Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (politicale conomy) adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia.
2.                        Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber - sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai bagai barang (misalnya gandum daging, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan (membagikannya kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi.
3.                      Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari hari, untuk mendapat dan menikmati kehidupan.
4.                       Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
5.                         Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
6.                         Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.

              Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
           
                Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
           Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
           Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
           
           Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
           
          Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.


Macam - Macam Bidang Ekonomi

  1. Ekonomi Keuangan dan Perbankan diarahkan untuk memahami pola operasional kegiatan bank dan lembaga keuangan lain dengan penekanan pada berbagai kasus yang terjadi di Indonesia. 
  2. Ekonomi Moneter membantu mahasiswa mengerti peranan uang pengaruhnya terhadap perekonomian, serta fungsi dan peranan bank central sehingga mampu menganalisis dan memecahkan fenomena-fenomena yang ada pada perekonomian makro, seperti masalah penganguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 
  3. Ekonomi Industri mempelajari perilaku perusahaan dalam suatu industri dan berbagai kebijakan pemerintah dalam mengatur pasar dalam suatu industri, misalnya dalam menentukan harga jual produk, melakukan iklan penelitian dan pengembangan, serta membuat jaringan pemasaran. 
  4. Perdagangan Internasional membantu mahasiswa agar mampu menganalisa dan memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan di bidang perdagangan internasional, misalnya ekspor impor, investasi, kegiatan perusahaan multinasional, dll 
  5. Ekonomi Publik melalui peminatan ini mahasiswa dapat mempelajari fungsi dan peranan pemerintah dalam perekonomian yang tercermin dalam kebijkasanaan anggaran belanja pemerintah.
     
    Jenis - Jenis Ilmu Ekonomi

    - Ekonomi Deskriptif

             Analisis ekonomi yang menggambarkan keadaan sebenarnya  terjadi dalam perekonomian.

     
    - Teori Ekonomi

             Pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat hubungan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan.

    - Ekonomi Terapan
      
             Cabang ilmu ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah ekonomi.


    Teori Ekonomi

    - Teori Ekonomi Mikro

                Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis tentang bagian  kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.

    - Teori Ekonomi Makro

                Bagian dari ilmu ekonomi yang membuat analisis terhadap seluruh kegiatan perekonomian (bersifat agregat). Analisisnya bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.